Dalam perjalanan antara telepon konvensional dengan smartphone, ada gap yang tidak berhasil diisi namun juga tidak bisa diabaikan. Pada akhirnya, konsumen tetap tak kuasa meninggalkan telepon fixed-line tapi juga merasa harus menggunakan mobile phone, karena yang satu masih diperlukan untuk menutupi lubang yang lainnya. Tujuan efisiensi malah jadi dipertanyakan.

Seiring kemudahan menggunakan smartphone, menurun pula kredibilitasnya, semua orang bisa punya, semua orang bisa ganti, kapan saja, di mana saja. Hingga mau tidak mau, ketika kepercayaan dibutuhkan, tak mungkin meninggalkan telepon konvensional. Bahkan telepon fixed line masih menjadi salah satu indikator mutlak kebonafidan sebuah institusi.

Pada konsumen perorangan, walau trust bukan faktor utama, namun telepon fixed-line masih sesekali dibutuhkan, sebagai syarat pembuktian dalam penggunaan jasa keuangan misalnya.

Selain itu, sambungan fixed line yang lebih dapat diandalkan, masih menjadi alasan penting orang tetap merasa perlu memilikinya. Rumah sebagai markas besar tempat berkumpul semua anggota keluarga, juga masih membutuhkan fixed line sebagai muara komunikasi. Sementara sambungan telekomunikasi mobile juga tak kalah penting untuk memastikan semua anggota keluarga selalu dapat dihubungi. Yang satu, belum bisa menggantikan yang lain.

Memang, selain mobilitas, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi juga merupakan hal penting. Mengikuti jaman, bahkan kadang menawarkan pilihan alternatif guna memimpin jalannya perubahan merupakan keharusan di dunia bisnis. Fixed line dianggap tidak mampu memenuhi syarat ini. Sehingga mau tidak mau, fixed line hanya digunakan sebagai syarat untuk meyakinkan kredibilitas sebuah institusi, sehingga masih perlu disubsidi dengan nomer selular untuk mengisi lubang mobilitas dan kemampuan adaptasi dengan teknologi terbaru.

Hasilnya, inefisiensi. Sebuah ironi dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi yang sejatinya adalah membuat hidup menjadi lebih efisien.

Di sisi lain, konsumen juga dihadapkan pada terbatasnya pilihan pelayanan telepon fixed line, sehingga seringkali terpaksa menerima layanan yang tidak maksimal. Pada akhirnya, konsumen terpaksa mensubsidi kekurangan fixed line dengan mobile phone, tapi kemudian masalah lain muncul. Aplikasiaplikasi yang diandalkan untuk efisiensi telekomunikasi seringkali berdiri dan berkembang sendiri-sendiri, sehingga perbedaan penggunaan aplikasi antar konsumen terasa merepotkan. Sekali lagi, kebutuhan efisiensi tidak terpenuhi dengan maksimal.

TANYA KENAPA ?